Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 09 November 2011

aksi solidaritas KMPLHK RANITA UIN JAKARTA untuk Para RELAWAN KEMANUSIAAN MAVI MARMARA

Aksi unjuk rasa mengecam kebiadaban Israel paska serangan tentara negeri zionis tersebut terhadap konvoi kapal kemanusiaan di perairan Gaza terus berlanjut di ibu kota. Berbagai cara pun dilakukan untuk mengekspresikan penolakan atas ulah tak terpuji Israel itu.

Seperti yang dilakukan dua anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan (KMPLHK ranita uin jakarta) Kembara Insani Ibnu Battuta (Ranita) UIN Jakarta. Mereka memilih bergelantungan sambil membentangkan spanduk berisikan kecaman pedas terhadap Israel di jembatan penyeberangan orang (JPO) Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Polisi yang datang ke lokasi sempat kesulitan untuk membujuk para mahasiswa itu untuk turun dari jembatan penyeberangan.

Dengan menggunakan tali, peralatan, dan perlengkapan untuk mendaki gunung, empat mahasiswa tampak bergelantungan seraya membentangkan spanduk bertuliskan kecaman atas aksi Israel. Aksi bergelantungan di dua jalur baik itu menuju Taman Monas dan Bundaran HI itu tak pelak memancing perhatian para pejalan kaki dan pengendara yang melintas di lokasi. Tak sedikit pejalan kaki dan pengendara yang berhenti untuk menyaksikan sejenak aksi mereka. "Israel Penjahat HAM" begitu isi tulisan yang tertera dalam spanduk berbahan dasar hitam yang dibentangkan di depan plaza Sarinah arah Bundaran HI.

"Aksi semacam ini sengaja kami lakukan untuk menarik perhatian publik ibu kota dan para pimpinan pemerintahan agar menurunkan tim untuk menyelamatkan WNI yang terluka oleh aksi biadab Israel itu," ucap Ahmad Baihaqie, Ketua Umum KMPLHK Ranita UIN Jakarta, Rabu (2/6) siang. Baihaqie juga mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) segera melakukan penyelidikan penuh atas tragedi Mavi Marmara dengan adil, kredibel, dan transparan.

Aksi tersebut sempat berlangsung selama setengah jam lebih lantaran tidak diketahui oleh pihak kepolisian. Namun, tak berlangsung lama setelah petugas Polsek Metro Menteng datang ke lokasi, petugas langsung melakukan pendekatan persuasif membujuk para mahasiswa itu untuk turun dari jembatan penyeberangan. Rupanya petugas juga tak berhasil menyuruh para pelaku aksi bergelantungan itu turun. Pasalnya meski petugas mendekati mereka, tetap saja para mahasiswa itu tak bergeming dan terus melanjutkan aksinya.

Kapolsek Metro Menteng, Kompol Arsdo yang ditemui di lokasi kejadian mengaku, pihaknya belum menerima informasi adanya aksi bergelantungan di jembatan itu. "Mereka itu belum izin ke petugas untuk melakukan aksi itu," ujar Arsodo, Rabu (2/6).

Ia menegaskan, pihaknya memerintahkan para mahasiswa itu untuk turun. Pasalnya, aksi semacam itu jelas membahayakan mahasiswa yang bersangkutan dan orang lain, khususnya pengendara kendaraan yang melintas. "Jelas-jelas membahayakan, kita tidak tahu standar keselamatan peralatannya seperti apa. Selain itu, juga membahayakan pengendara karena bisa saja tidak memperhatikan jalan karena melihat aksi ini," terangnya.
lihat selanjutnya KLIK
Dok. belantara

ads

Ditulis Oleh : BELANTARA Hari: 01.31 Kategori:

0 comments:

Posting Komentar

 

Blogger Followers