Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman
kehidupan di Bumi yang paling signifikan. Salah satu
cara untuk menghambat percepatan sumbernya
adalah dengan mengajak setiap individu melakukan
perubahan gaya hidup.
Gaya hidup yang sederhana:
Hemat Energi
masa semakin meningkat. Sementara, pembangkit
listrik mayoritas berbahan bakar fosil (minyak bumi,
batu bara, dan gas alam) yang mengeluarkan gas
rumah kaca (GRK) berupa karbon dioksida (CO2),
dan TERBUKTI berakibat langsung terhadap
kenaikan dramatis suhu rata-rata Bumi
Pemanasan global ini menyebabkan naiknya
permukaan air laut, kebakaran hutan, pemutihan
karang, perubahan iklim, dan potensi kepunahan
yang besar terhadap keanekaragaman hayati,
terutama yang hidup di suhu tropis, baik di pesisir
maupun yang tinggal di dekat hutan. Dampak
pemanasan global ini sudah dipastikan akan
mempengaruhi lingkungan hidup yang menjadi
tempat hidup kita.
SOLUSI
Diperlukan suatu kegiatan yang bertujuan mengajak
masyarakat luas untuk berpartisipasi melakukan
aksi kecil yang dapat membawa perubahan besar
EARTH HOUR
Berawal dari kampanye kolaborasi antara
WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett
untuk kota Sydney, Australia, dengan tujuan
mengurangi gas rumah kaca di kota tersebut
sebanyak 5% pada tahun 2007.
Keberhasilan kampanye ini diharapkan dapat
diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis,
serta pemerintah lain di seluruh dunia
sehingga seluruh warga dunia dapat
menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang
sederhana sekalipun bila dilakukan secara
massal akan membuat kehidupan kita di Bumi
menjadi lebih baik.
Tujuan Kampanye EARTH HOUR di Tangsel
Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah
tangga, dan bisnis untuk ikut mematikan lampu
sebagai simbol kontribusi mereka terhadap
perubahan iklim
Mengedukasi masyarakat mengenai ancaman
pemanasan global dan apa yang bisa setiap individu
lakukan untuk membuat suatu perubahan dalam
kehidupan mereka sehari-hari dalam mengurangi
emisi mereka
Mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan
gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan
Kapan
Matikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak
sedang dipakai pada Sabtu, 31 Maret 2012
Pukul 20.30 - 21.30
Di Pelataran Kantor Walikota Tangerang Selatan
Pesan Kampanye
Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan
berpartisipasi di EARTH HOUR saja, tetapi harus terus
dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan mengubah
gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti:
menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk
bepergian, hemat air, menanam pohon, dan lain-lain.
EARTH HOUR merupakan momentum strategis untuk :
Mengingatkan masyarakat bahwa terjadinya perubahan
iklim juga berasal dari penggunaan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil
Mempromosikan energi efisiensi di kota dengan
populasi dan konsumsi listrik yang boros.
Menciptakan dan memicu kesadaran masyarakat
tentang gaya hidup hemat energi di kota-kota besar di
Jawa-Bali, krisisnya pasokan serta distribusi listrik, dan
juga potensi sumber-sumber listrik di Indonesia yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, dalam
perspektif yang lebih luas juga dapat memberikan
stimulasi perubahan perilaku serta insentif bagi
perekonomian.
Perubahan dengan EARTH HOUR*
Mematikan 1 pembangkit listrik dan menyalakan sekitar
900 desa
Mengurangi 267,3 ton CO2
Daya serap lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu
menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya)
Persediaan O2 untuk lebih dari 534 orang (1 pohon mampu
memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa
hidupnya)
Apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ =
menghemat biaya listrik hingga Rp 216.600.000,-
* 700 ribu orang mematikan 2 lampu setiap rumah.
Publik Figur yang Mendukung Kampanye EARTH HOUR di tahun 2011
1. Fauzi Bowo (Gubernur DKI),
2. Gusti Muhammad Hatta (Mantan Menteri Lingkungan Hidup), Suryo
Bambang Sulisto (Ketua Umum KADIN),
3. Charles Bonar Sirait,
4. Davina Hariadi,
5. Nugie,
6. Bambang Pamungkas,
7. Jamaica cafe,
8. Olga Lidya,
9. Valerina Daniel,
10. Surya Saputra,
11. Reza Rahadian,
12. Indra Bekti,
13. Opie Andaresta,
14. Alexandra Gottardo
Kota Pendukung Kampanye EARTH HOUR di tahun 2011
1. DKI Jakarta
2. Bandung (Jawa Barat)
3. Semarang (Jawa Tengah)
4. Yogyakarta
5. Surabaya
6. Pontianak
7. Banjarmasin
9. Makassar
10. Sorowako
Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan
kembaRA insaNi Ibnu batutTA (RANITA)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Mengajak Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk berpartisipasi
dan mendukung kampanye penyelamatan iklim ini.
TAHUN INI KENAPA TIDAK, TANGERANG SELATAN JUGA
BERPARTISIPASI
halo kk, di tangerang udah ada loh komunitas Earth Hour Tangerang, dan byk juga dari komunitas lain seperti sepeda, skateboard, parkour dll yg bantu buat campaign EH 2012 ini untuk tangerang.
BalasHapuskalo mau tau lbh lanjut silakan contact melalui FB dan Twitter kami y.
FB : www.facebook.com/EHTangerang
t : @EHTangerang
thx