Tangerang, buletinbelantara online — Daerah pesisir masih menjadi korban eksploitasi pembangunan yang berfokus pada ekonomi. Keberpihakan secara regulasi dan kebijakan diperlukan agar kerusakan wilayah pesisir yang menjadi sandaran hidup nelayan dan warga lain bisa direm.
Hal ini terungkap saat para aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Komunitas Tabur Mangrove, Selasa (22/5/2012), menanam 1.000 pohon mangrove dan menyemai 4.000 bibit mangrove di pesisir pantai utara Kabupaten Tangerang.
Acaranya diadakan oleh komunitas tebar mangrove, dalam rangka memperingati keanekaragaman hayati diadakan di cirompak, tanjung burung, teluk naga, tangerang. Untuk memperbaiki kerusakan lingkungan didaerah tersebut.
Komunitas Tabur Mangrove diinisiasi oleh beberapa aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Wahana Hijau Fortuna, Tangerang Hijau, KMPLHK Ranita UIN Jakarta, dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan.
Di sela-sela kegiatan itu, Zarkasih Tanjung, aktivis lingkungan hidup KMPLHK RANITA UIN Jakarta, mengatakan, kehidupan masyarakat di wilayah pesisir utara Tangerang dan Banten perlu mendapatkan perhatian yang optimal dari pemerintah setempat dalam pelestarian lingkungan.
Selain itu, dominasi kepentingan ekonomi masih terjadi. Hal ini dibuktikan dengan pembiaran laju kerusakan pesisir pantai yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun. "Praktik pembiaran ini jelas tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,".
Pemerintah Provinsi Banten seharusnya segera menyusun rencana strategis pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu untuk mengatasi berbagai persoalan, terutama menyelamatkan lingkungan wilayah pesisir pantai dari kerusakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, katanya. (SMR)
Hal ini terungkap saat para aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Komunitas Tabur Mangrove, Selasa (22/5/2012), menanam 1.000 pohon mangrove dan menyemai 4.000 bibit mangrove di pesisir pantai utara Kabupaten Tangerang.
Acaranya diadakan oleh komunitas tebar mangrove, dalam rangka memperingati keanekaragaman hayati diadakan di cirompak, tanjung burung, teluk naga, tangerang. Untuk memperbaiki kerusakan lingkungan didaerah tersebut.
Komunitas Tabur Mangrove diinisiasi oleh beberapa aktivis lingkungan hidup yang tergabung dalam Wahana Hijau Fortuna, Tangerang Hijau, KMPLHK Ranita UIN Jakarta, dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan.
Di sela-sela kegiatan itu, Zarkasih Tanjung, aktivis lingkungan hidup KMPLHK RANITA UIN Jakarta, mengatakan, kehidupan masyarakat di wilayah pesisir utara Tangerang dan Banten perlu mendapatkan perhatian yang optimal dari pemerintah setempat dalam pelestarian lingkungan.
Selain itu, dominasi kepentingan ekonomi masih terjadi. Hal ini dibuktikan dengan pembiaran laju kerusakan pesisir pantai yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun. "Praktik pembiaran ini jelas tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,".
Pemerintah Provinsi Banten seharusnya segera menyusun rencana strategis pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu untuk mengatasi berbagai persoalan, terutama menyelamatkan lingkungan wilayah pesisir pantai dari kerusakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, katanya. (SMR)
iya seharusnya pemerintah harus lebih perhatian terhadap lingkunga di daerah pesisir pantai tidak ahanya di tangerang masih banyak kaliiiii pesisir yang tak dapat perhatian dari pemerintah
BalasHapuswih emang bener banget , butuh perhatian semoga semua mata melihat
BalasHapus