Veteran. buletinbelantara online. “Dulu namanya Italian Ice Cream tetapi karena Soeharto tidak boleh pakai bahasa asing jadi Es Italia saja dan nama ragusanya tetap ada. Ragusa itu nama famili (marga) orang italia tersebut,” ungkap Sias Mawarni penerus es legendaris ‘Ragusa Es Italia’ (5/12)
Veteran – Ketika melintasi kawasan Jakarta Pusat saat siang terik, tidak lengkap rasanya mencicipi minuman segar. Tidak hanya segar namun juga sehat tentunya. Disinilah kuliner yang tepat untuk disambangi. Lokasinya yang dekat dengan Mesjid Istiqlal, Jl. Veteran I no. 11 Jakarta Pusat, RAGUSA Es Italia berada.
Selintas, bangunan yang berada satu atap dengan Kantor Pengacara ini terkesan kuno. Namun, inilah yang membedakan dengan toko lain di sekelilingnya. Memiliki Ornamen yang klasik dengan segala arsitekturnya, seolah kembali ke zaman Belanda tempo dulu. Terpasangnya foto-foto hidangan es RAGUSA, foto lukisan cafe di Pasar Gambir, serta bangku rotan menambah pernik pagi pengunjung yang datang.
Untuk hidangannya, menu yang ditawarkan terbagi menjadi Regular Flavored, Premium Flavored, Fancy Flavored dengan harga berkisar 12 ribu sampai 27 ribu. Menu tersebut mempunyai berbagai pilihan, antara lain banana split, special mix, chocolate sundae, spaghetti ice cream, cassata siciliana, tutti frutti, dan nougat (kacang).
Untuk Tutti Frutti, terdapat taburan buah-buahan pada lapisan es krim dengan rasa coklat, vanilla, atau strawberry sesuai pesanan kita. Sedangkan Cazatta Sicilliana, menyuguhkan semacam cake dengan topping nougat, coklat cair maupun sukade (manisan dari kulit jeruk citrus).
“Es krim saya nggak enek dan healthy-full. Saya bikinnya home-made setiap hari dari racikannya dari dulu sampai sekarang sama, telur, susu, air, gula juga pakai durian montong dari asli bangkok,” papar Sias. Tentunya, es krim yang kita pesan cepat meleleh apabila tidak segera disantap. Begitu juga yang diungkapkan oleh pengunjung, Anto (21 tahun), “Es krim ini beda sama yang lainnya. Rasa susunya lebih terasa,” ungkapnya.
Es krim yang merupakan peninggalan keluarga Ragusa dari Italia sejak 1932 ini tidak tergilas zaman di tangan Sias. “Awalnya orang Italia yang punya terus tahun 1972, ada salah satu orang Italia saudaranya meningggal. Lantas ia mau jual tokonya tapi tidak ada seorang pun yang menawarnya saat krisis moneter waktu itu. Akhirnya dihibahkan ke saya,” ingatnya.
Toko es yang dirintis oleh Luigi Ragusa dan Vincent Zo Ragusa bersaudara ini mengawali membuka outlet di Jl Pos, Bandung. Kemudian suami Sias yang juga pernah bekerja di toko es RAGUSA mulai memperkenalkan ke publik saat berdagang setahun sekali di Pasar Gambir (Jakarta Fair, red) tahun 1922-1946. Hingga sekarang di Jakarta memiliki cabang di outlet Duta Merlin Plaza lantai 5 dan outlet PRJ Kemayoran.
Selain gigih berbisnis, ibu tiga anak yang masih berketurunan Tionghoa ini juga aktif mengajar, “Saya sekarang juga ngajarin anak yatim bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia secara gratis,” pungkasnya. (Rina)
0 comments:
Posting Komentar