Apa yang terbayang saat kita mendengar tentang pohon bambu? Mitos yang selama ini berbedar adalah pohon bambu tempat jin buang anaklah, banyak kuntilanak juga, dan sederet hal horor lainnya.
Padahal bambu memiliki daya jual yang tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai komoditas bersaing dengan kayu, rotan. Bahkan bambu sebagai bahan konstruksi bangunan sudah terbukti tahan gempa.
Dalam workshop Bambu, Rekonstruksi Tapak Rilas Bumi Village, profesor peneliti LIPI ibu Elizabeth Widjaja mengatakan bahwa Indonesia kaya akan bambu, tapi karena ketidakpaham masyarakat akan budidaya bambu, tanaman ini semakin tidak terurus dan akhirnya banyak digusur untuk menjadi pemukiman. Padahal bambu bisa menjadi alternatif bahan konstruksi.
Bambu seperti kita ketahui memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Bambu telah dimanfaatkan di Indonesia sebagai alat musik, angklung misalnya. Untuk bahan bangunan, kerajinan tangan, tanaman hias, untuk baju, untuk kertas, untuk sayur.
Masih negatifnya cara pandang masyarakat tentang bambu, membuat bambu kurang diminati. Ibu Elizabeth mengatakan di Indonesia, rumah bambu dianggap sebagai rumah miskin, tidak mendapat perhatian pemerintah. Buktinya tidak usah memiliki IMB. Untuk itu perlu ditingkatkan bahwa rumah bambu anti gempa, kedap suara, tahan api terutama untuk rumah bambu di daerah pesisir dan daerah padat penduduk.
Padahal jika bambu ini dibudidayakan dan mendapatkan perhatian masyarakat, kita dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan bambu. Pertama, semua bagian dari bambu dimanfaatkan. Kedua, bambu merupakan jenis tanaman yang cocok di tanah dan iklim Indonesia. Ketiga, jika bambu dibuat bahan industri yang dapat mempunyai nilai tambah dengan sentuhan sedikit teknologi. Contoh: masyarakat membuat bilik bambu dengan menggunakan teknologi press panas dan polimer dapat dibuat dinding kuat tahan air dan api. Sebenarnya negara kita dapat bedaya dengan bambu.
Berikut gambar bambu yang dapat dimanfaatkan semua komponen pohonnya.
0 comments:
Posting Komentar