Terumbu karang di Pulau Pramuka tidak
sebagus di Pulau Karya. Hanya pemandangan karang yang keras dan debu-debu laut
yang mulai terangkat akibat penyelam yang melakukan diving. Namun berdiving merupakan pengalaman berharga
dengan melihat indahnya terumbu karang.
Brosur
yang tertempel di tiang-tiang fakultas membuka partisipan Jambore Bahari. Acara
dilangsungkan pada tanggal 22-24 April 2011. Berbagai kegiatan yang ditawarkan
seperti diving, penanaman terumbu karang, penanaman mangroove, pelepasan tukik
(penyu kecil, red) dan masih banyak pelajaran
mengenai SAR laut lainnya.
Tiga
hari Jambore Bahari dilangsungkan. Memasuki hari pertama dilakukannya diving
dan SAR laut. Pulau Kanya menjadi tempat untuk diving sedangkan Pulau Pramuka
untuk mempraktekkan SAR laut. Bagi pemula, diving bukanlah hal mudah. Ketegangan
dan kepanikan akan hilang dengan sendirinya apabila sering dipelajari dan
dipraktekkan.
SAR laut
yang mengambil lokasi di Pulau Pramuka tidak jauh berbeda dengan penerpan SAR
di sungai/danau dilihat dari basic dasarnya. Untuk lebih mendalami kembali, di
waktu malamnya diberikan talkshow tentang tramp dan kepulauan seribu. Gambaran
tentang kepulauan seribu dengan berbagai keunikannya.
Keesokan
harinya disibukkan dengan kegiatan pewarnaan slayer dari museum tekstil
Jakarta. Disanalah kami dikenalkan dengan berbagai macam warna yang berasal
dari tumbuhan. Pewarna ini ramah terhadap lingkungan karena berasal dari bahan
alami. Dari sanalah kami semakin mengetahui bahwa kekayaan alam memberi manfaat
bagi manusia.
Penanaman terumbu karang pun selesai.
Sesuai rundown acara dilanjutkan acara diving dan SAR laut. Ditemani
instruktur, kami diterangkan fungsi berbagai alat diving. Setelah dirasa cukup
diving dilakukan. Tempat terindah mulai terlihat di kala sore. Ujung pulau dengan
snorkling (berenang sambil melihat
terumbu karang, red) dan melihat
pemandangan terbenamnya matahari di tengah-tengah laut. Sungguh pengalaman yang
tidak terlupakan.
0 comments:
Posting Komentar