Situ gintung adalah sebuah danau buatan
didekat cirendeu, di Kabupaten tangerang. Ia dibentuk oleh sebuah bendungan hingga
16 meter (52 kaki) tinggi yang dibangun pada zaman kolonial belanda pada 1933. Situ
Gintung awalnya adalah sebuah bendungan untuk kepentingan irigasi di sekitar
kawasan. Data dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC),
Bendungan memiliki luas 31 hektar, namun karena mengalami pendangkalan,
luasnya berkurang menjadi 21,4 hektar di tahun 2009, kedalaman situ 10
meter dan kapasitas menampung air 2,1 juta meter kubik.
Menurut Restu
gunawan seorang sejarawan yang juga Kepala Subdirektorat Peradaban Sejarah, Direktorat Geografi Sejarah, Direktorat Jenderal
Sejarah Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
mengatakan tahun 1930-1935 Belanda memang banyak membangun berbagai
sarana pengairan dalam rangka pengendalian banjir di Jakarta.
Jadi, mungkin saja
Situ Gintung juga dibangun pada masa
itu sebagai salah satu proyek pembangunan dalam
rangka pengendalian banjir. Restu menjelaskan lebih lanjut, Situ Gintung sebetulnya sebuah danau alamiah yang terbentuk
pada masa jauh sebelumnya. Danau itu merupakan bagian
dari daerah aliran
sungai Kali Angke dan Pesanggrahan,
yang lahir pada awal pembentukan dataran rendah Jakarta, sekitar 5.000
tahun silam. Baru kemudian Belanda menjadikannya
bendungan untuk keperluan irigasi dan pengendalian banjir Jakarta.
Letak dan
Pemetaan
Situ Gintung terletak di Kelurahan
Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Sekitar tahun
1980, keindahan Situ Gintung mulai dilirik para pebisnis. Waduk tandon hujan
itu digarap menjadi objek wisata alam. Berbagai fasilitas dibangun mulai dari
restoran hingga sarana olahraga, serta bangunan-bangunan komersial lain.
Bangunan-bangunan
yang terletak di sekitar Situ tidak memiliki garis sepadan yang memenuhi
standar (jarak Situ ke bangunan 50 meter)
Fungsi Situ
Pada awalnya Situ Gintung berfungsi sebagai sarana pengairan dalam rangka
pengendalian banjir di Jakarta.
Seiring berjalannya waktu fungsi Situ
beralih menjadi tempat wisata, serapan air warga sekitar, sarana olahraga (
Golf, jogging track, dll) dan sebagai sumber mata pencaharian warga sekitar (pengembangan
di sector perikanan, dengan memanfaatkan bibir Situ sebagai media peletakan keramba-keramba
pembudidayaan ikan yang dilakukan oleh para petani tambak.
Pada
tahun 2009 Situ Gintung mengalami
bencana, yaitu jebolnya tanggul Situ tersebut. Bencana tersebut menyebabkan
Situ Gintung menjadi kering, sehingga fungsi Situ Gintung jauh berubah dari
fungsi awalnya. Sekarang Situ Gintung difungsikan sebagai lahan perkebunan
sementara seperti perkebunan singkong, timun suri, dan jagung.
Potensi dan
Ancaman.
Situ Gintung memiliki potensi sebagai serapan
air bagi warga sekitar dan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat dan
pemerintah daerah Tangerang Selatan, namun lokasinya yang tidak strategis yaitu
dikelilingi oleh bangunan-bangunan dan letaknya lebih tinggi dari perumahan
warga, serta tidak memiliki saluran
pintu keluar air baik dan bangunan
tanggul sudah tua, maka hal ini yang menyebabkan tanggul Situ Gintung jebol.
Selain itu masih terdapat ancaman setelah
tanggul Situ Gintung jebol yaitu, hilangnya sumber resapan air warga sekitar
situ dan hilangnya sumber mata pencaharian warga sekitar yang menjadi
penganguran.
Pengelolaan
dan Pemanfaatan
Situ Gintung dikelola oleh Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dan dikelola langsung oleh pengusaha
sekitar Situ Gintung yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata dengan tidak
merubah fungsi Situ.
Setelah terjadinya bencana, Situ Gintung
dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan sementara seperti perkebunan singkong,
timun suri, dan jagung. Namun masyarakat berharap situ gintung dapat segera
kembali ke fungsi awal.
Rencana
Kebijakan
Pemerintah
daerah melalui BBWSCC merencanaka akan membangun kembali tanggul Situ Gintung
yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010. namun pada
kenyataannya pembangunan tanggul Situ Gintung hingga saat ini belum luga
terlealisasi.
Pada rancangan
Situ Gintung kedepan akan dibuat jalur hijau disekitar tanggul dan akan ada
penertiban pembangunan disekitar tanggul. Adapun dana yang dianggarkan oleh
pemeritah untuk pembangunan ini sebesar Rp 97 miliar.
Narasumber
Pengelola Situ
Gintung (Bapak Heru)
Karyawan Situ
Gintung (Bapak Hendra)
Masyarakat
sekitar Situ Gintung (Banyak)
Data Dari
Kelurahan Cirende
Data dari Balai
Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane.
http://groups.yahoo.com,
Pitoyo Subandrio, 30 Maret 2009
Kompas. com minggu, 12 juli
2009
0 comments:
Posting Komentar